MediaBbc.co.id,. BEKASI – Pada pekan ke-32 atau tepatnya Jumat 11 Juli 2025 ini, Program Jumat Berkah Wartawan (PJBW) selain kembali berbagi sebanyak 125 nasi boks/air mineral ke masjid. Selain itu juga menyasar para petani sayuran maupun berbagai kalangan di wilayah Babelan, Kabupaten Bekasi.
Mereka (jadi petani sayuran), seperti kita ketahui bersama, sudah turun-temurun. Menanam sayuran jenis kangkung, bayam atau kadang jagung maupun daun sawi hijau (caisim). Kenapa? Karena bisa cepat dipanen untuk mendapatkan hasil dengan masa tanam yang tidak terlalu lama.
Hampir sebagian warga asli di wilayah Babelan, Kabupaten Bekasi, menekuni jadi petani sayuran. Meski lahan (sawah/ladang) bukan miliki sendiri. Mereka sistem sewa, karena harus bagi hasil dengan sang pemilik tahan/sawah atau ladang.
Pak Amir dengan sejumlah keluarga maupun saudaranya, malah menggarap lahan kosong di daerah Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Gerbang Barat, Kelurahan Bahagia, Ujung Harapan, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
“Jadi petani sayuran kayak gini atau menggarap lahan kosong, bisa buat menyambung hidup keluarga. Iya, paling nanam bayam atau kangkung. Karena, ada beberapa ladang dan selalu tak berbarengan menanamnya, maka setiap hari bisa panen kangkung atau bayam,” ujar pria paruh baya itu , Jumat (11/7/2025).
Hal senada diakui pasangan Pak Dani dan Ibu Masnah, juga petani sayur-sayuran di Babelan Bekasi. Setiap harinya harus bisa memanen bayam atau kangkung, supaya bisa dapat duit. Selain untuk biaya hidup untuk keluarga, juga ditabung. Sedangkan lahannya sistem sewa.
“Pokoknya, setiap setahun sekali, pajak tanah kita yang bayar. Makanya, harus ada yang ditabung. Kalau nanam bayam atau kangkung, panennya gampang dan tak memakan waktu lama, “tutur Pak Dani yang sudah tahunan menjalani pekerjaannya itu.
Sedangkan Bang Makmum malah mengaku cuma buruh petani bayam. Ikutan dengan saudaranya. Setiap hari atau seminggu sekali, harus ada hasil. Tidak jarang mereka harus hidup dengan cara hutang, begitu dapat hasil panen, barulah bayar.
Sosok Pak Amir, Pak Dani, Ibu Masnah serta Bang Makmum – patut dicontoh karena harus kerja keras demi kehidupan keluarganya. Tak ada pekerjaan lain, kecuali bertani sayur – sayuran. Bahkan sudah dilakukan secara turun-temurun.
Saat didatangi Tim PJBW untuk menerima nasi boks/air mineral, tidak menolak. Bahkan dengan senang hati. Dengan begitu, kata mereka, setidaknya bisa jadi lebih irit pengeluaran. “Senang-senang aja, kalau setiap Jumat, didatangi kayak begini,” celetuk Pak Amir, lagi.
Setelah ketemu 15-an petani sayuran, Tim PJBW di pekan ke-32, juga berbagi ke para penerima manfaat lain. Mereka mulai dari penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), sebagian pemulung dan kalangan anak-anak yang tengah bermain ditengah masih liburan sekolah.
Ada Ibu Sanah dan Atika (putrinya) yang masih keliling jadi pemulung, Pak Wasto sebagai pedagang ketoprak keliling, Pak Wasro adalah PMKS dan Ibu Aminah yang tengah keliling jadi pedagang jamu dengan menggunakan sepeda ontel. Juga ada Awang dan Adul, dua pemuda yang hidup menjadi pengamen jalanan.
“Ibu jualan jamu keliling, karena tenaganya masih kuat. Iya, keliling wilayah Babelan, Bekasi. Sehari bisa mengantongi penghasilan antara Rp 100 sampai Rp 150 ribu. Sudah banyak langganan,” aku Ibu Aminah.
Tim PJBW juga membagikan nasi boks/air mineral ke Pak Mukhlasin (tukang jahit jalanan), Pak Wurham (pedagang burung), Bang Hamid (pemulung), Pak Burhan dan istri (tukang tambal ban/penjual bensin eceran) serta banyak lagi.
Sedangkan Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kebalen, Babelan, Bekasi, didatangi Tim PJBW untuk mendistribusikan sebanyak 80 nasi boks dan 3 dus air mineral botol/gelas. Pak Nana, wakil dari DKM sebagai penerima. Selepas sholat Jumat, barulah dibagikan kepada para jamaah. © RED/AGUS SANTOSA