MEDIABBC.co.id – Oleh Muhammad M Said, Guru Besar Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Disampaikan dalam Kuliah Umum IKA LEMHANNAS RI
Mekkah, dulunya hanya lembah tandus yang tak diperhitungkan. Siapa sangka, kini ia menjadi episentrum ekonomi spiritual yang mengubah wajah peradaban dunia. Dari sekadar aset spiritual, Air Zamzam telah menjelma menjadi jantung ekonomi Mekkah, pusat aktivitas yang menyatukan spiritualitas dan perputaran ekonomi lintas negara. Jutaan jemaah haji dan umrah tertarik setiap tahun, menggerakkan sektor perhotelan, transportasi, retail, logistik, dan menjadi ikon utama yang memperkuat Mekkah sebagai kota peradaban Islam.
Transformasi dari lembah sunyi menjadi kota metropolitan berawal dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim AS untuk meninggalkan istrinya, Siti Hajar, dan putra mereka, Ismail, di tengah padang pasir. Saat persediaan air habis, Siti Hajar berikhtiar besar, berlari antara bukit Safa dan Marwah tujuh kali demi menyelamatkan putranya. Dalam kepasrahan dan usaha maksimal itu, Allah menganugerahkan mata air Zamzam, sebagai rahmat dan jawaban atas perjuangan. Kini, Air Zamzam bukan sekadar kisah keajaiban, melainkan juga sumber kekuatan ekonomi dan spiritual yang strategis.
Air Zamzam memiliki peran signifikan dalam lanskap ekonomi Mekkah dan dunia Islam:
1. Titik Awal Transformasi Sosial-Ekonomi Mekkah
Mekkah tadinya lembah tandus tanpa daya tarik. Namun, kehadiran air sebagai kebutuhan dasar mengubah kota ini menjadi layak huni. Kafilah dagang menjadikannya titik persinggahan strategis, menghidupkan jalur perdagangan antara Yaman dan Syam.
2. Simbol Ekonomi Spiritual dalam Islam
Nilai suatu barang dalam ekonomi Islam tidak hanya dinilai dari kelangkaan dan fungsi fisiknya, tetapi juga dari nilai spiritual dan simbolik. Air Zamzam dipercaya membawa berkah, doa, dan kesembuhan, sehingga melahirkan nilai ekonomi tinggi. Permintaan dari jemaah haji dan umrah yang masif, industri pengemasan, distribusi air suci, serta perdagangan oleh-oleh religius dengan Air Zamzam sebagai ikon utama, semuanya tergerak. Meskipun tidak diperjualbelikan secara langsung, Air Zamzam menggerakkan industri pendukung seperti logistik, pengemasan, dan transportasi. Ini adalah kekuatan ekonomi spiritual, di mana yang sakral menggerakkan ekonomi riil.
3. Kontribusi Terhadap Ekonomi Makro Melalui Sektor Haji dan Umrah
Jutaan jemaah haji dan umrah dari berbagai penjuru dunia berinteraksi dengan sumur Zamzam. Interaksi ini memberikan dampak ekonomi berganda (multiplier effect) yang drastis pada sektor perhotelan, makanan, dan transportasi. Aktivitas ekonomi musiman muncul intensif selama musim haji, dan kebutuhan tenaga kerja lokal maupun migran melonjak tajam. Arab Saudi mencatat pendapatan tahunan dari sektor haji dan umrah sebesar USD 32–45 miliar, dan angka ini diestimasi akan terus naik seiring target 30 juta jemaah umrah pada tahun 2030. Sektor ini berpotensi menjadi pilar diversifikasi ekonomi Saudi, mengurangi ketergantungan pada minyak.
4. Pengelolaan Berkelanjutan dan Modern oleh Pemerintah Saudi
Menyadari potensi strategis Air Zamzam, pemerintah Saudi membangun King Abdullah bin Abdulaziz Zamzam Water Project. Proyek ini mengelola air secara modern dan higienis, menggunakan sistem filtrasi dan distribusi tertutup, serta pengemasan profesional di pusat resmi. Pengelolaannya berprinsip konservasi air dan keberlanjutan. Ini menunjukkan bahwa sumber daya spiritual pun dapat dikelola dengan prinsip manajemen modern, sejalan dengan nilai-nilai maqashid syariah.
5. Refleksi Etika Ekonomi Islam: Ikhtiar, Doa, dan Keberkahan
Kisah Air Zamzam tidak hanya berisi aspek ekonomi, tetapi juga menyiratkan nilai moral dan spiritual dalam ekonomi Islam. Siti Hajar adalah simbol keteguhan, ikhtiar, dan tawakal, yang kemudian dijawab oleh Tuhan dengan berkah abadi. Ekonomi yang sehat tidak hanya ditopang oleh angka dan dan data, tapi oleh niat, integritas, dan keberkahan. Elemen-elemen ini sangat penting untuk memecahkan krisis ekonomi modern yang kering harmoni antara usaha manusia dan nilai spiritual. Keberhasilan sejati adalah ketika ekonomi memberi manfaat luas dan adil, bukan sekadar akumulasi kekayaan.
6. Simbol Persatuan Global dan Peradaban Islam
Setiap jemaah, tanpa memandang negara, ras, atau kelas sosial, meminum Air Zamzam dari sumber yang sama. Ini menjadi simbol persatuan, kesetaraan di hadapan Tuhan (equality before God), dan persaudaraan universal. Air Zamzam tidak hanya menyatukan umat secara spiritual, tapi juga dalam arus ekonomi dan mobilitas sosial global yang Islami.
Epilog: Air Zamzam, Denyut Ekonomi-Spiritual Islam
Air Zamzam, yang dahulu muncul dari jeritan doa seorang ibu di padang pasir, kini mengalir sebagai nadi kehidupan spiritual dan ekonomi dunia Islam. Ia bukan sekadar air, tapi aset peradaban, energi berkah, dan sumber daya masa depan. Selama dikelola dengan adil, modern, dan bernilai maqashid, Air Zamzam akan terus menjadi energi positif yang menggerakkan kesejahteraan umat secara global—dari hati spiritual Mekkah hingga denyut ekonomi dunia.
(Red)