L
News  

Beredar Vidio & Foto Pengusaha Duduki Kursi SDM Polda Sumsel Dan Pegang Tongkat Komando Jadi Sorotan Publick!

MEDIABBC.co.id – Sumsel -Heboh Beredar nya Vidio & Foto Pengusaha Duduki Kursi SDM Dan Pegang Tongkat Komando Kapolda Sumsel jadi sorotan, Ini Tanggapan Tokoh Masyarakat Sumatera Selatan . Sebuah foto yang memperlihatkan seorang pengusaha berinisial JN memegang tongkat komando Kapolda Sumatera Selatan dan duduk di kursi ruang Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Sumsel beredar luas dan memicu kegaduhan di tengah masyarakat.

Menyikapi viralnya foto tersebut, Ketua Umum Relawan Prabowo-Gibran (POBRAN), Supriyadi, menyatakan keprihatinannya.saat di wawancarai redaksi Rabu(16-07-2025).

Menurut Supriyadi, insiden ini merupakan bentuk intimidasi terhadap seluruh anggota Polri di Sumsel dan dinilai mencederai hati masyarakat.

“Bagaimana tidak intimidasi? Seorang pengusaha yang diduga bergerak di bisnis pengelolaan minyak dan tambang memegang tongkat komando tertinggi di Polda Sumsel, dan bahkan duduk di kursi kehormatan SDM.

Tentu saja ini secara tidak langsung menciutkan nyali dan mengintimidasi anggota Polri di Polda Sumsel, mulai dari direktur, kapolrestabes, kapolres se-Sumatera Selatan, apalagi para kasubdit, kasat, kanit, dan anggota yang berkeringat bekerja di lapangan,” ujar Supriyadi.

“Siapa yang berani memeriksa kawan Kapolda dan kawan SDM? Ini sangat miris.”

Lebih lanjut, Supriyadi menambahkan bahwa masyarakat Sumsel jelas kecewa dengan kejadian ini. “Tongkat komando tertinggi di Polda Sumsel yang sangat sakral dan berwibawa ditenteng oleh pengusaha keturunan, dan sangat memprihatinkan sekelas kursi SDM diduduki pengusaha. Ke mana marwah Polri?” tegasnya.

Menanggapi situasi ini, POBRAN berencana melayangkan surat resmi kepada Presiden dan Kapolri agar permasalahan tersebut segera diperiksa. “Ada apa Kapolda rela memberikan tongkatnya untuk dipegang pengusaha, dan mengapa kursi SDM Polda Sumsel diduduki oleh pengusaha?” tanya Supriyadi.

Senada dengan Supriyadi, Ketua LSM SOMASI Presidium, Haris, juga menyayangkan kejadian tersebut.

“Tongkat komando adalah kehormatan Polisi, jadi jangan asal dipinjamkan dan dibuat status.Kemudian, kursi SDM yang diduduki juga sangat memprihatinkan,” kata Haris.

Hal serupa disampaikan oleh aktivis ’98, Ramogers SH. “Sebenarnya itu tidak boleh terjadi, sangat disayangkan, apalagi mereka bebas menduduki kursi SDM tersebut. Maka kami mempertanyakan hal tersebut, seakan-akan itu isyarat mereka begitu dekat dengan petinggi penegak hukum,” pungkas Ramogers.

(Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *