L

Color Of Indonesia Fasilitasi Siswa Gis 2 Serpong Tampil Memukau Di “PowerFul Deagu Festival 2025” Korea Selatan 

Color Of Indonesia Fasilitasi Siswa Gis 2 Serpong Siap Tampil Memukau Di “PowerFul Deagu Festival 2025” Korea Selatan

 

MEDIA BBC .co.id – Tanggerang – Color of Indonesia Kirim Delegasi Global Islamic School Ke “Powerful Daegu Festival 2025” Persembahkan Tari Kreasi Berbasis Tradisi Batak Toba.Sejumlah pelajar Indonesia dari Global Islamic School (GIS) 2 Serpong Tangerang Selatan siap bertolak ke Korea Selatan dalam program bertajuk International Exposure.

Mereka mendapat kesempatan tampil di ajang kreasi seni “Powerful Daegu Festival 2025.” Acara tersebut berlangsung di kota Daegu, Korea Selatan, Sabtu – Selasa (10 – 13 /05/ 2025) mendatang.

“Di balik kegiatan ini tersimpan visi besar membentuk generasi berakhlak, tangguh, dan siap bersaing di kancah dunia,” ujar Direktur Akademik GIS 2 Serpong *Dra. Ida Halya Balfas*, kepada wartawan pada saat acara pelepasan delegasi Global Islamic School (GIS) 2 di Serpong Tangerang Selatan, Banten, Selasa (06/15/2025).

Menurut Ida Halya Balfas, acara ini secara sekilas seperti program pertukaran pelajar biasa. Namun kegiatan siswa sekolah Islam ke Korea Selatan memiliki dimensi yang lebih dalam. Bukan hanya memperkenalkan budaya Indonesia atau meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.

“Program ini dirancang untuk menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, kecintaan pada tanah air, hingga tanggung jawab sebagai bagian dari komunitas global. Bagian dari pilar pendidikan kami, yaitu pilar globalisasi. Anak-anak kami dididik bukan hanya untuk cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara emosional, spiritual, dan sosial,” ungkap Ida.

Menurut Ketua Umum Yayasan Warna Budaya Indonesia (Color of Indonesia) *Vivi Sandra Putri*, tampilnya para pelajar Global Islamic School (GIS) 2 di ajang Powerful Daegu Festival 2025 tersebut, dalam rangka memenuhi undangan dari Daegu Foundation of Culture and Arts, Daegu – Korea.

“Suatu kehormatan dan kebanggaan anak-anak kita dapat tampil di ajang internasional untuk mengikuti kompetisi tari di Powerful Daegu Festival 2025 mewakili Indonesia,” ujar Vivi Sandra Putri.

Seni dan pergaulan global, lanjut Vivi Sandra Putri, merupakan hubungan yang saling mempengaruhi. Seni dapat menjadi sarana untuk membangun jalinan budaya, pertukaran ide, dan pemahaman antar masyarakat di berbagai belahan dunia.

“Seni dapat menjadi alat untuk mempromosikan budaya dalam pergaulan global. Memperluas jangkauan dan meningkatkan popularitas kebudayaan Indonesia,” tegas Vivi Sandra Putri.

Yayasan Warna Budaya Indonesia (Color of Indonesia) merupakan fasilitator keterlibatan para pelajar ini di ajang tahunan Daegu Festival. Sebuah perayaan yang diselenggarakan di kota Daegu, Korea Selatan.

Ada beberapa festival yang dikenal di Daegu, seperti Festival Musik Internasional Daegu (DIMF), Festival Lentera Daegu, dan Festival Daegu Yangnyeongsi.

Daegu terletak di wilayah tenggara Korea Selatan. Kota ini berfungsi sebagai kota seni dan budaya bagi wilayah tersebut yang menyimpan budaya modern dan kontemporer Korea.

Setiap tahun kota ini menjadi tuan rumah Forum Global Daegu Kota Kreasi Seni UNESCO. Forum ini terlibat aktif dalam pertukaran budaya dan seni dengan kota-kota kreatif lainnya di dunia.

Vivi Sandra Putri kembali menegaskan, abad ini interaksi antar budaya dan individu dari berbagai latar belakang semakin intens. Sehingga pemahaman dan penerapan nilai-nilai moral dan etika menjadi kunci untuk menghindari konflik dan membangun kerjasama yang efektif.

Nilai-nilai moral dan etika sangat penting dalam pergaulan global. Pedoman perilaku yang membantu menciptakan hubungan antar manusia yang harmonis dan adil.

“Seni tari menurut kami dapat menjadi media pendidikan karakter yang efektif. Mengintegrasikan seni dengan nilai-nilai moral dan etika. Meningkatkan kreativitas, kerjasama, dan tanggung jawab,” ungkap Vivi memberi argumen mengapa color of Indonesia menampilkan seni tari di ajang kesenian ini.

“Sipitu Cawan” Budaya Batak Toba

Di ajang “Powerful Daegu Festival 2025” tersebut delegasi Global Islamic School (GIS) 2 akan menampilkan tari kreasi berbasis seni tradisi bertajuk _“Cawan.”_ Sebuah tarian yang terinspirasi dari _“Sipitu Cawan”_ (Tari Tujuh Cawan). Tari tersebut memiliki filosofi mendalam dan kaya makna yang mempersonifikasikan budaya Batak Toba.

“Tari kreasi ini tidak sekadar pertunjukan, melainkan perwujudan dari nilai-nilai budaya Batak Toba yang masih dipertahankan hingga saat ini,” terang *Sabrina Salawati Daud S.Pd* selaku instruktur tari delegasi Global Islamic School (GIS) 2 ini.

Tari ini, ungkap Sabrina, juga dianggap sebagai media untuk membersihkan energi negatif dan mempersiapkan suasana yang suci dan sakral.

“Penyucian diri, penghormatan kepada leluhur, menjaga keseimbangan alam, mencerminkan kekuatan dan keberanian, serta melambangkan persatuan dan kebersamaan,” terang Sabrina.

Selama di kota Daegu Korea Selatan, delegasi Global Islamic School (GIS) 2 didampingi dua guru pembimbing; Abdillah Fikri dan Desy Lusiana, serta dari pihak fasilitator Color of Indonesia, Vivi Sandra Putri dan Sabrina Salawati Daud S.Pd.

Inklusivitas Melalui Seni dan Budaya

Terkait dengan kegiatan ini, pihak Global Islamic School (GIS) 2 ingin memastikan setiap anak dapat berpartisipasi dan menikmati kegiatan seni dan budaya tanpa diskriminasi.

Membangun inklusivitas melalui seni dan budaya. Menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung bagi semua individu untuk mengekspresikan diri, berkolaborasi, dan mendapatkan manfaat dari seni dan budaya.

Menyediakan kesempatan bagi semua orang untuk mengekspresikan diri melalui berbagai bentuk seni. Menciptakan ruang yang aman dan menghargai bagi semua orang untuk berbagi pengalaman sesuai perspektif mereka tentang seni dan budaya.

“Kami mengusung visi untuk mengoptimalisasi potensi dan fitrah anak-anak agar menjadi generasi rahmatan lil’alamin. Jadi mereka tak hanya cerdas, tapi juga penuh kasih sayang, punya integritas, serta bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kepada sesama,” kata Ida Halya Balfas lebih lanjut.

Pihak Color of Indonesia (Yayasan Warna Budaya Indonesia) maupun Global Islamic School (GIS) 2 mengharapkan, kegiatan ini dapat memberi dampak positif bagi anak-anak. Terutama dalam hal pengembangan diri, pengetahuan, dan rasa cinta terhadap budaya tanah airnya.

“Menjadi wadah untuk mengeksplorasi seni, mengapresiasi karya seniman, dan memahami keberagaman budaya bangsa-bangsa di dunia,” tegas Vivi Sandra Putri.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *