MEDIABBC.co.id, PALEMBANG – Ratusan orang tua siswa mengeluhkan anak-anak mereka gagal dalam seleksi masuk SMA/SMK negeri di Palembang. Ketua DPW PEKAT IB Sumsel, Ir. Suparman Romans, menyuarakan aspirasi tersebut dan berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan segera mengambil langkah konkret. Selasa,(10/06/2025).
Dalam pertemuan dialog antara perwakilan masyarakat, PEKAT IB, dan Pemerintah Provinsi Sumsel yang diwakili oleh Sekda dan jajaran Dinas Pendidikan, Suparman menyampaikan dua opsi solusi yang dinilai bisa menjadi jalan tengah.
“Sudah kita sampaikan aspirasi masyarakat. Kita harap ini bisa memenuhi harapan semua pihak, khususnya siswa-siswa yang dinyatakan gagal hanya karena kalah berkompetisi,” kata Suparman usai pertemuan, Selasa (10/6/2025).
Menurut Suparman, dua opsi yang diajukan akan segera disampaikan langsung ke Gubernur Sumsel. Opsi pertama adalah merevisi atau mengkaji ulang petunjuk teknis (juknis) yang tertuang dalam SK Kadisdik Nomor 067.
“Kita harapkan ada revisi atau koneksi terhadap juknis tersebut agar bisa mengakomodir lebih banyak siswa. Misalnya, menambah kuota per kelas dari 36 menjadi 40 siswa. Jika ada 10 rombel, artinya 40 calon siswa tambahan bisa diterima,” jelasnya.
Opsi kedua adalah menambah jumlah ruang belajar di sekolah-sekolah negeri yang saat ini belum memiliki jumlah rombel optimal. Beberapa sekolah disebut masih memiliki 8 hingga 10 rombel, sementara kapasitas ideal mencapai 12 rombel.
“Ini penting, karena masih banyak sekolah yang belum maksimal. Penambahan ruang kelas harus diprioritaskan,” tegasnya.
Lebih jauh, Suparman mengkritik minimnya perhatian terhadap pembangunan fisik sekolah-sekolah di Palembang. Menurutnya, sudah hampir 20 tahun tidak ada revitalisasi, renovasi, atau penambahan ruang belajar di SMA/SMK negeri.
“Pertumbuhan siswa terus meningkat tiap tahun, tapi fasilitas sekolah tetap stagnan. Ini jelas tidak seimbang dan merugikan masyarakat,” ucapnya.
Suparman berharap Gubernur Sumsel dapat segera merespons aspirasi ini. Ia menyebut, janji untuk menyampaikan dua opsi tersebut telah disampaikan oleh perwakilan Pemprov dalam pertemuan.
“Harapan kita paling tidak bisa mengurangi kekecewaan para orang tua. Jangan sampai anak-anak yang gagal karena keterbatasan kuota merasa tidak punya harapan,” pungkasnya.(H Rizal).