MEDIABBC.co.id , Jakarta – Sebuah tonggak sejarah baru dalam dunia ortopedi nasional resmi dimulai dengan dibukanya Orthopaedic Concurrent Meeting (OCM) 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta. Acara bergengsi yang berlangsung pada 16–19 Juli 2025 ini diselenggarakan oleh Indonesian Orthopaedic Association dan mengusung tema besar:
“Transforming Deformities: Collaborative Strategies for Better Outcomes.”
Untuk pertama kalinya, tiga asosiasi ortopedi terkemuka di Indonesia bersatu dalam satu forum ilmiah terintegrasi:
-
Indonesian Orthopaedic Spine Surgeon Association (IOSSA)
-
Indonesian Orthopaedic Trauma Society (IOTS)
-
Indonesian Orthopaedic Pain Intervention Society (IOPIS)
Sinergi antara ketiganya menjadi cerminan semangat kolaborasi untuk menghadapi berbagai tantangan deformitas muskuloskeletal, manajemen trauma, dan intervensi nyeri yang kompleks.
Forum Ilmiah dan Penguatan Jejaring Profesional
OCM 2025 menjadi wadah akademik dan profesional yang mempertemukan para ahli ortopedi, subspesialis bedah tulang belakang, trauma, hingga intervensi nyeri dari dalam dan luar negeri. Kegiatan ini diisi dengan berbagai sesi ilmiah, antara lain:
-
Kursus dan pelatihan teknis
-
Lokakarya (workshop) interaktif
-
Kuliah umum dari pakar internasional
-
Diskusi panel lintas disiplin
-
Presentasi riset ilmiah peserta
Menariknya, acara ini tidak hanya diperuntukkan bagi spesialis dan subspesialis ortopedi, tetapi juga terbuka untuk mahasiswa kedokteran, dokter umum, serta residen ortopedi. Mereka diharapkan dapat menyerap ilmu dari para narasumber nasional maupun internasional, serta berdiskusi secara akademis dalam suasana terbuka dan inspiratif.
Dorong Kemandirian Medis Indonesia
Dalam konferensi persnya,Jumat,18 Juli 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta,dr. Andra Hendriarto, Sp.OT(K), Subsp. OTB, selaku Ketua OCM 2025 menyampaikan bahwa kolaborasi ini memiliki misi jangka panjang untuk menekan jumlah pasien yang harus berobat ke luar negeri.
“Kita ingin membuktikan bahwa Indonesia mampu. Bahkan, banyak teknologi dan keahlian dokter Indonesia yang sudah sejajar, bahkan lebih baik dari luar negeri. Tujuan akhir kita adalah menghadirkan layanan ortopedi berkualitas tinggi di dalam negeri, demi mengurangi ketergantungan pasien terhadap layanan medis luar negeri,” ujar dr. Andra.
Hal ini sejalan dengan upaya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan rumah sakit pendidikan nasional dalam memperluas akses terhadap pendidikan ortopedi subspesialis.
Target Strategis 5 Tahun: Membangun 5 Center Pendidikan Nasional
Dalam sesi panel khusus, Dr. I Gusti Lanang Artha Wiguna dan Ismail Hadi Soebroto menyampaikan visi jangka panjang untuk mendirikan lima pusat pendidikan ortopedi di berbagai wilayah Indonesia dalam waktu lima tahun ke depan.
“Target kami adalah mencetak 500 subspesialis ortopedi dalam lima tahun, melalui sistem pendidikan berkelanjutan yang didukung penuh oleh beasiswa dari pemerintah pusat dan daerah. Dengan begitu, lulusan kita tidak perlu lagi mencari pelatihan ke luar negeri,” tegas Artha Wiguna.
Program ini akan dijalankan dengan filosofi pemerataan akses dan pembangunan kualitas layanan ortopedi nasional, termasuk di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya yang akan menjadi pusat unggulan dengan fasilitas terbaik.
OCM 2025: Lebih dari Sekadar Konferensi
OCM 2025 juga memperkenalkan sisi lain Jakarta sebagai tuan rumah: kekayaan budaya, landmark modern, hingga ragam kuliner khas ibu kota. Dengan menggabungkan pengalaman ilmiah dan kekayaan lokal, peserta diharapkan mendapatkan pengalaman yang menyeluruh dan berkesan.
Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan pemerataan layanan kesehatan, OCM 2025 diharapkan menjadi katalis bagi transformasi pelayanan ortopedi nasional. Bukan hanya forum ilmiah, tapi juga langkah strategis menuju Indonesia yang lebih mandiri dan unggul dalam layanan kesehatan.**